JAKARTA, Sebanyak 1.354 orang mengikuti tes tertulis berbasis komputer atau ‘Computers Assisted Test’ (CAT) dalam proses seleksi calon anggota di 29 Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) provinsi.
Anggota Bawaslu Puadi meninjau pelaksanaan ‘CAT’ Bawaslu DKI Jakarta, dengan harapan yang lolos menjadi Anggota Bawaslu merupakan orang berintegritas dan profesional.
“Saya berharap dalam tahapannya (CAT) agar tidak memiliki pengetahuan saja, tetapi kita mendapat Anggota Bawaslu Provinsi yang berintegritas dan profesional, ” kata dia di Gedung Badan Kepegawain Negara (BKN), Jakarta Timur, Senin (22/5/2023) dikutip dari laman Bawaslu RI.
Puadi menjelaskan tes tertulis dengan menggunakan CAT ini dilakukan secara serentak di 29 Provinsi. Ini merupakan satu amanah dari Pasal 95 UU 7/2017, Bawaslu membentuk Bawaslu Provinsi yang kemudian kewenangan ini dimandatkan kepada tim seleksi (timsel) Bawaslu DKI sebagaimana diamanahkan pasal 124. “Ini adalah salah satu rangkaian dari proses seleksi Bawaslu Provinsi, ” kata kandidat doktor Universitas Negeri Jakarta itu.
Baca juga:
Ribuan Warga Riau Tunggu Kedatangan Anies
|
Ketua Timsel Calon Anggota Bawaslu DKI Jakarta Didik Suhariyanto menuturkan, tes tertulis ini merupakan tahapan proses seleksi dari Bawaslu RI yang kemudian ditindaklanjuti timsel DKI Jakarta. “Tahapan awal seleksi administrasi sudah dilalui, sudah lolos semua dengan total peserta 54 orang. Mudah-mudahan tahapan kali ini lancar, ” harapnya.
Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian BKN Suharmen menyatakan sebanyak pelaksanaan CAT ini diikuti oleh 1.354 orang di 29 titik lokasi. Dia menegaskan hasil seleksi CAT ini langsung bisa diketahui oleh Bawaslu dan peserta setelah pelaksanaan CAT selesai.
Baca juga:
Tony Rosyid: Firli dan Prahara di KPK
|
“Kami (BKN) senang bisa membantu dan melayani Bawaslu untuk mendapatkan Anggota Bawaslu yang kredibel, integrotas. Tugas dari teman-teman Bawaslu sangat berat kedepan perlu integritas yang tinggi, ” katanya.
Suharmen menambahkan sistem seleksi dengan menggunakan CAT ini soalnya diacak oleh sistem. Hal tersebut untuk minimalisir terjadinya tukar jawaban antar peserta.
Baca juga:
Eddy Syarif: Keresahan Rakyat
|
“Kalau bapak ibu duduknya bersebelahan dan bisa lirik kiri kanan, kami bisa pastikan soalnya tidak sama, " terangnya.
"Kami berterimakasih atas kerja sama yang telah diberikan kepada BKN untuk mempercakan dalam proses seleksi ini. Kami berkomitmen tidak saja untuk Bawaslu, tapi untuk teman-teman ORI, Komnas HAM, apalagi calon ASN. Semua dilakukan dengan mekanisme dan metode yang sama sehingga hadir transparansi didalam proses seleksi ini, ” paparnya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Puan Makin Terancam?
|